Pelaku Wisata Desa Loyok dan pemilik Praja Cofee bungalow M. Isnani, (DN) 
Dimensintb.com- Desa Loyok Kecamatan Sikur dijadikan sebagai desa wisata cerdas, hal itu disambut baik oleh para pelaku wisata setempat, karena dengan demikian pariwisata di desa itu selangkah lebih maju terutama pariwisata dengan konsep digitalisasi era 4.0.

Seperti yang disampaikan oleh pemilik wisata Praja Cofee bungalow M Isnani, bahwa, sejak diterapkannya beberapa sistem teknologi, ada sedikit kemudahan dalam segi pelayanan untuk para tamu yang akan berkunjung ke tempatnya.

"Salah satu yang paling membantu bagi kami melalui sistem ini, yakni sistem Barcode Virtual Tour, Website Desa Cerdas, dan Teknologi Smart Home stay," kata isnaini, Minggu (30/10/2022).

Lebih jauh dijelaskan, pada aplikasi Smart Home Stay ini, ada beberapa fasilitas pendukung untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para tamu yang menginap di Praja Cofee, walaupun dibeberapa titik di desa Loyok belum terkoneksi ataupun belum terjangkau oleh jaringan internet yang bagus.

"Tapi kami tidak patah semangat, khususnya kami di praja cofee walaupun Indi Home belum masuk namun kami bisa mengakses internet dengan cara alternatif baik dengan paket dan bekerjasama dengan beberapa penyedia internet lokal,,"ujarnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut ada beberapa upaya yang sudah dilakukan oleh Isnaini, salah satunya bersurat kepada Telkom, agar segera memasang Optical Distribution Point (ODP), di sekitaran Praja Cofee, dan sudah menghubungi beberapa provider lainnya.

"Mudah-mudahan kedepannya kita berharap aplikasi digital ini bisa terkoneksi dengan seluruh dusun di desa Loyok," katanya

Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Loyok ini menyebutkan, ada beberapa Home stay yang beroperasi saat ini yang ada di seluruh dusun loyok yakni Praja Cofee bungalow, Loyok Bonsai Garden, Mantika, Yat, dan beberapa lagi sedang proses pembangunan.

"Dengan adanya Aplikasi desa Wisata Pintar ini, semua pengunjung atau wisatawan bisa mengakses dan mencari informasi terkait Home Stay, dan Art Shop yang ada di desa Loyok, bahkan seluruh Home Stay di 10 desa Wisata" terangnya.

Untuk diketahui pula, sebelum Launching Desa Wisata Pintar, dirinya diundang untuk menghadiri pelatihan diikuti oleh 10 desa wisata, yang diselenggarakan oleh Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Timur, agar bisa mengoprasikan aplikasi Smart Home Stay.

"Beberapa waktu yang lalu kami telah mengirim permohonan ke Universitas Guna Dharma, karena Program ini merupakan kerjasama Guna Dharma dengan BPPD Lotim, mungkin ini alasan kami dipilih sebagai Pilot Projek walaupun 5 desa yang diusulkan waktu itu" tandas Isnaini.

Alasan Desa Loyok dijadikan sebagai filot Projek Aplikasi Smart Home stay ini juga, jelas isnaini, karena desa Loyok merupakan desa wisata tua yang terkenal dengan desa kerajinan anyaman bambu, tentu sangat bagus jika dipasarkan melalui sistem digitalisasi sehingga menghidupkan kembali icon desa Loyok yang mati suri sejak puluhan tahun yang lalu.

Isnaini berharap dengan adanya Smart Home Stay dan Digitalisasi desa wisata, para pelaku wisata, Kerajinan, khususnya di desa Loyok melek tekhnologi, sehingga semua Artshop dan penginapan sudah menggunakan sistem digitalisasi dan hidup kembali.(DN)