Gede Semu Sosok tokoh Budaya dan Kesenian Lombok Timur asal Ranban Biak Desa Lenek Daya.


Dimensintb.com, Lombok Timur - Gede Semu Sosok tokoh Budaya dan Kesenian Lombok Timur asal Ranban Biak Desa Lenek Daya, Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur. Dimana sesok ini merupakan lulusan Sekokah Tinggi Seni Indonesia (STSI) yang berganti nama saat ini Insitut Seni Indonesia (ISI) di Bali.

Sosok Gede Semu sangat familiar di kalangan para pelaku Budaya dan Kesenian ini, menghahiri pendidikan serjananya di STIT pada tahun 1996. Namun selesai pendidikan sarjananya tidak lantas membuat dirinya untuk pulang langsung ke kampung halamannya.

Tapi hampir sekitar puluhan tahun bertahan di pulau Bali untuk mendalami dunia kesenian dengan mengikuti beberapa acara konteks pentas seni. Selain itu, dirinya juga ikut perdalam dunia Seni pengrajin perak. Tak Itu saja selama hampir puluh tahun di Bali bekerja di parawisata dan fokus di jasa travel.

"Selesai kuliah saya tidak langsung pulang, tapi saya diam puluhan tahun di Bali untuk perdalam Seni. Selian itu saja juga saya tekuni kerajinan Perak dan ekerja di Trevel," ungkap Gede Semu saat di temui langsung di rumahnya Lenek Daya pada minggu (14/01).

Setelah hampir dua puluhan tahun malang melintang di Pulai Dewata Bali, dari tahun 1996 hingga sekitar tahun 2010. Akhirnya tahun 2010 Gede Semu putuskan untuk pulang ke kampung halamnya untuk hidupkan kemabali Budaya dan Kesenian Lombok Timur.

Kepulangan itu, merasa terpanggil dan tertantang untuk mengembangkan dan membangkitkan Budaya dan Kesenian di Kabupaten Lombok Timur, khususnya Budaya dan kesenian Lenek. Karena saat itu dirinya merasakan Kesenian di Lombok Timur sedikit menurun.

"Saya merasa terpanggil untuk mengembangkan dan bangkitkan Budaya dan Kesenian Lombok Timur," terangnya.

Gede Semu setalah berada di kampung halamanya langsung mendirikan sanggar seni dengan nama 'Sanggar Seni Nelio', sebagai wadah untuk latihan kesenian kepada generasi muda-mudi memperdalam dan kembangkan kesenian khususnya seni tari.

Tak sampai disitu, sosok budayawan ini terus bergerak dan mengembangkan diri, tepat ditahun 2017 setelah bertemu dan berdiskusi panjang dengan salah satu pemerhati dan pengiat sektor parawisata di Nusa Tengara Barat. Akhirnya Gede Semu mulai mengembangkan usahanya sendiri di sektor parawisata, dengan membangun Homestay.

Meki diakuinya, pada awal mulai terjun di sektor parawisata harus dari sangat sederhana, karena harus merubah tempat tinggalnya (rumah-red) untuk menjadi Homestay untuk kemudian disewa kepada para wisatawan saat itu.

Kendati demikan, Gede semu bersyukur karena mendapatkan dukungan dan suport dari masyarakat sekitar dan termasuk dari pemerintah Desa. Karena dengan itu mendapatkan semangat dan energi untuk megembangkan Budaya dan sangat ada korelasinya dengan parawisata.

Sehingga ia sangat optimis untuk kembangkan budaya dan parawisata, itu juga setelah kebijakan pemerintah NTB yang fokus untuk kembangkan sektor parawisata sebagai prioritas utama dalam pembangun NTB. Terbukti hadirnya sirkuit motoGP sebagai kawasan khususnya Mandalika yang menajadi prioritas pembangunan dan pengembangan oleh pemerintah Pusat.

"Saya langsung buka sanggar seni. Tapi dalam perjalannan saya mulai terjun disektor parawisata daan buka penginapan hingga sekarang," tandasnya.(*)