(dok/dimensintb.com)

Dimensintb.com, Lombok Timur- Para peternak ayam petelur di Lombok Timur mengeluhkan langka dan mahalnya harga pakan jagung. Persoalan itu lantas berdampak pada  meningkatnya harga telur di pasaran, karena para peternak harus menutup biaya produksi.

"Saat kami naikkan harga, telur produksi kita kalah saing sama telur dari luar daerah. Jadinya telur kita tidak laku," kata Ridwan salah seorang peternak asal Masbagik, Selasa (23/1).

Alhasil, langkah para peternak untuk menaikkan harga telur itu tidak berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran produksi para peternak, mereka pun terancam merugi dan bahkan tidak bisa lagi menjalankan usahanya.

"Saat ini kita keluhkan harga pakan mahal, tapi harga telur dipasaran tidak naik. Kalau begini usaha kita bisa gulung tikar," katanya.

Lebih jauh, Ridwan mengaku saat ini harga jagung per setiap kilogram mencapai Rp10 ribu. "Harga jagung yang sangat tinggi sekarang ini sudah di harga Rp9.750/kg, malahan ada di beberapa tempat tembus Rp10 ribu, tentu ini sangat tidak baik bagi keberlangsungan usaha kami," ungkapnya.

Dirinya pun berharap pihak terkait, dalam hal ini pemrintah harus mengambil sikap. Sebab selain keadaan itu mematikan usaha para peternak, juga sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berimbas terhadap peningkatan laju inflasi. 

"Kita berharap pemerintah bisa memberikan dan mencari solusi, agar kami para peternak ayam petelur tidak alami kerugian," tandasnya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Lombok Timur, Drs. HM. Juaini Taofik saat ditanyakan terkait hal itu berencana akan membedah masalah itu dengan para pihak terkait, guna mencari solusi terbaik agar para peternak tidak merugi. Sebab kata dia, persoalan itu juga menjadi atensi khusus dari Kemendagri.

"Nanti saat berdialog itu, kita akan cari solusi bersama Bulog dan OPD terkait lainya," tandasnya.(*)