Jembatan gantung penghubung dua Desa, yaitu Desa Toya dengan Desa Prapa Kecamatan Aikmel beraumber dari program Aspirasi Suryadi Jaya Purnama (SJP) anggota DPR RI.

Dimensintb.com, Lombok Timur - Tampak terlihat dengan penuh kegembiraan terpancar wajah bahagia dari masyarakat di wilayah Kecamatan Aikmel, yang menyaksikan langsung peresmian Jembatan Jembatan Gantung Kokok Tanggik pada Kamis (25/01). Karen tak lagi takut melintasi jembatan.

Terbukti terliat antusias masyarakat pada saat menyambut sebelum dilakukan peresmian jembatan gantung terpanjang di Lombok Timur, yang menghubungkan dua desa yang dibangun dari program aspirasinya, H. Suryadi Jaya Purnama (SJP) Anggota DPR RI.

Salah satu warga Johariyah, 67 tahun, siang itu wajahnya tampak bahagia saat menyaksikan peresmian jembatan gantung Aik Prapa. Karana kini dirinya bersama tentangganya tidak lagi  melitasi jembatan bambu petung sepanjang 30 meter di Sungai Tanggek, Dusun Sempur itu.

Warga mencoba melintasi Jalan gantung yang baru saja diresmikan.

Warga RT 02 RW 01 Sempur, Desa Aik Prapa, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, menceritakan sulitnya akses jembatan di tempat tinggalnya.

“Dulu, kami puluhan tahun melewati jembatan bambu. Karena lapuk, tiap tahun bambunya harus diganti warga setempat. Berkat program aspirasi bapak SJP, kini telah dibangun jembatan gantung permanen” ujarnya.

Hal sama terlihat warga lainnya, ibu Anah, 54 tahun, juga sangat gembira dengan dibangunnya jembatan gantung lewat program aspirasi SJP tersebut.

Jalan yang sering dilewati masyrakat setempat sebelum ada Jembatan Gantung. 

“Dulu saya takut lewat jembatan lama dibawah itu, kini tidak lagi. Kami senang, ada jembatan sekokoh ini” ceritanya.      

Jembatan gantung Desa Aik Prapa terbentang sekitar 96 meter melintasi sungai Tanggek. Jembatan ini menghubungkan dua desa sekaligus, Desa Toye dan Aik Prapa. Sebelum jembatan tersebut dibangun, kedua warga desa harus melewati jembatan bambu petung yang persis berapa disamping jembatan gantung.

Bahkan warga Desa Toye dan Aik Prapa yang tak terbiasa lewat jembatan bambu itu, harus terpaksa berputar haluan menempuh jalur lain yang cukup jauh, sekitar 30 menit atau 35 menit dengan mengunakan kendaraan bermotor.

“Dulu jarak tempuh perjalanan ke Aik Prapa sampai 35 menit, kini setelah jembatan gantung dari pak SJP terbangun, jadi 5 menit saja” kata Kepala Desa Toye, Hanah.

Akan tetapi kini masyarakat Desa Toye dan Aik Prapa tidak perlu lagi melewati jembatan bambu yang membuat kaki warga bergetar dan kadang dihantui perasaan takut saat melintasi jembatan lama itu.

Dituturkan Kades Toye bahwa warga antusias menyambut pembangunan jembatan gantung sepanjang 96 meter yang diresmikan SJP pada 25 Januari 2024.

“Kami bersyukur adanya jembatan gantung ini, puluhan tahun menanti. Akhirnya hari ini, telah terbangun. Rasanya seperti mimpi” ucapnya.

Jembatan Gantung di Aikmel

Senada disampaikan Kades Aik Prapa, H. Muhamad Sahdi, meski kendaraan roda dua dan tiga saja yang bisa melalui jembatan gantung tersebut, dia dan warganya bersyukur di desanya sudah terbangun jembatan gantung yang diimpikan masyarakat.

“Setelah jembatan ini terbangun, warga kami sudah berbondong-bondong berdatangan ke sini. Ada yang berjualan kopi, pisang goreng dan bahkan ada pula yang sekedar datang berwisata sembari mereka berselfi ria bersama keluarga” katanya.

Setelah peresmian jembatan gantung tersebut, dharapkan Kades masyarakat bisa merawat dan memanfaatkan keberadaan lokasi jembatan terpanjang di Kabupaten Lombok Timur itu. Ia menegaskan tak hanya untuk kemudahan akses jalan bagi warga sekitar, tetapi juga lokasi jembatan bisa menjadi tempat berjualan warga.    

“Kami bersama warga akan merawat jembatan ini. InsyaAllah lokasi ini bisa membuka peluang usaha bagi warga kami. Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih buat pak SJP” ujar Sahdi.

Bersama Direktorat Jenderal Bina Marga, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional NTB, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, yang sekaligus menjadi kerja, H. Suryadi Jaya Purnama di Komisi V DPR RI yang membidangi infrastruktur. Lewat program ini, SJP bertekad untuk membangun akses infrastruktur yang layak untuk masyarakat di NTB. Khususnya warga desa di Pulau Lombok.      

SJP mencoba melintasi Jembatan Gantung usai meresmikan.

Program aspirasi, SJP jembatan gantung serupa ini juga telah terbangun diberbagai tempat di Pulau Lombok. Pembangunan jembatan gantung ini bertujuan agar mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat desa menuju pasar, sekolah, puskesmas, dan sawah. Hingga menyambung silaturahmi antarwarga.

“Jembatan ini tak hanya akan mudahkan akses masyarakat, tapi juga lokasi jembatan gantung ini bisa menjadi spot baru wisata di Lombok Timur,” ujar SJP.

Pria kelahiran Lenek, Lombok Timur ini juga mengajak masyarakat Aik Prapa dan Toye untuk merawat, sekaligus menjaga jembatan gantung yang baru saja diresmikan tersebut.

“Kami mengajak semua masyarakat Desa Toye dan Aik Prapa agar bisa merawat jembatan gantung ini,” harapnya.(*)