![]() |
| Foto: Fitriani, Tenaga Nakes honorer, di Puskesmas Sembalun, Lombok Timur, yang telah mengabdi selama 10 tahun. |
Dimensintb.com, Lombok Timur – Tenaga kesehatan (nakes) di wilayah Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, mengeluhkan sulitnya akses rujukan pasien, terutama dalam kondisi gawat darurat. Jalan Pusuk Sembalun, yang menjadi satu-satunya jalur tercepat menuju fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Selong, dinilai sangat berbahaya karena kondisi medan yang curam, gelap, serta kerap diselimuti kabut tebal.
Hal ini dikeluhkan seorang Nakes honorer, Fitriani, di Puskesmas Sembalun yang telah mengabdi selama 10 tahun. Dikatakan bahwa cuaca buruk akhir-akhir ini semakin memperbesar risiko rujukan. Pengalaman beberapa malam lalu ketika ambulans yang ditumpanginya terpaksa berhenti akibat ban pecah setelah melewati jalur Pusuk saat hujan lebat.
“Pas di Pusuk ban ambulans pecah, jadi kami terpaksa berhenti di bawah areal Pusuk untuk nambal ban,” ujarnya, Kamis (11/12).
Menurutnya, kerikil yang terbawa aliran air hujan sering kali memenuhi badan jalan sehingga membahayakan kendaraan. Selain itu, potensi tanah longsor dan pohon tumbang juga kerap mengancam dan sewaktu-waktu dapat menutup akses.
Jika jalur tersebut terputus, nakes harus memutar jauh melalui Sambelia untuk mencapai Selong, yang membuat waktu tempuh semakin panjang.
Kondisi ini tidak jarang berakibat fatal. Fitriani menyebutkan, perjalanan memutar beberapa kali membuat pasien tidak sempat mendapatkan penanganan medis lanjutan sebelum tiba di rumah sakit.
“Dalam satu minggu, kami bisa merujuk belasan pasien. Di Puskesmas Sembalun sendiri kami masih kekurangan kamar, sehingga pasien gawat darurat harus segera dirujuk,” tambahnya.
Situasi semakin pelik ketika menangani pasien ibu hamil dalam kondisi darurat. Jarak yang jauh dan medan ekstrem sering kali menyebabkan proses persalinan terjadi di dalam ambulans, bahkan di tengah hutan jalur Pusuk Sembalun.
Di sisi lain, keberadaan RSUD Selaparang di Suela yang lokasinya lebih dekat belum bisa menjadi solusi karena masih berstatus Tipe D Pratama sehingga belum memenuhi syarat sebagai fasilitas rujukan.
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur, Lalu Aries Fahrozi, menjelaskan bahwa RSUD Selaparang saat ini belum memiliki layanan dan tenaga dokter spesialis yang memadai.
“Belum dari sisi layanan, belum ada dokter spesialis saat ini. Tapi insya Allah ke depan kita akan kembangkan RSUD Selaparang dari Tipe D Pratama menjadi Tipe D,” ujarnya.
Jika peningkatan kelas rumah sakit tersebut terealisasi, RSUD Selaparang diharapkan bisa menjadi rumah sakit rujukan bagi wilayah Sembalun dan Suela. Dengan begitu, pasien tidak lagi harus menempuh jalur ekstrem Pusuk menuju RSUD dr. R. Soedjono Selong.(*)

Comments
Post a Comment