Poto Ketua DPD KNPI NTB, Taupik Hidayat. (poto/istimewa) 

Dimensintb.com, Nusa Tenggara Barat -

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) KNPI  Nusa Tenggara Barat (NTB) Taupik Hidayat, menyatakan kesiapannya untuk berangkat ke Turkey, dalam rangka menghadiri pertemuan organisasi pemuda Dunia.

Demikian disampaikan saat memberikan sambutan pada acara Dialog Kebangsaan yang di gelar oleh DPD KNPI NTB di Auditorium UIN Mataram, Jumat (07/10/2022).

"Insyallah tanggal 19 bulan ini, saya akan berangkat ke Jakarta, untuk membahas persiapan keberangkatan KNPI NTB ke Turkey, dan agenda di Turkey, akan di gelar bulan depan yakni November 2022," paparnya.

Ia pun menegaskan, bahwa gagasan yang di usung dalam pertemuan di Turkey nanti yakni mengenai Halal Tourism atau wisata halal.

"Kita akan bawa konsep wisata halal kita ke dunia internasional, kita perkenalkan ke dunia, bahwa NTB tidak kalah baik dan menarik dengan wisata di daerah lain," tegasnya.

Atas kesiapan itu, Ketua Umum DPP KNPI Dr. Ilyas dalam pidatonya, memberikan apresiasi kepada DPD KNPI NTB atas ide dan gagasan yg menarik, bahkan Ia pun menegaskan, akan berupaya semampunya memberikan support kepada DPD KNPI NTB.

"Saya apresiatif atas ide dan gagasan KNPI NTB, KNPI NTB ini merupakan salah satu KNPI yg cukup aktif, dan inovatif dalam gerakan kepemudaan," katanya.

Dalam kegiatan tersebut, DPD KNPI menghadirkan Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto, sebagai nara sumber.

Sementara itu  Dalam materinya Wawan memaparkan bahwa potret Radikalisme dan terorisme berbahaya bagi ketahanan negara, sehingga tugas bersama semua elemen, dan semua pihak untuk mencegahnya, tentu dengan cara-cara yang arif dan bijaksana.

"Mencegah Radikalisme dan terorisme adalah tidak hanya tugas negara, tapi tugas semua elemen, tugas warga juga, agar jangan sampai keluarga kita terpapar," bebernya.

Dalam kesempatan itu pula, Ia juga memaparkan bagaimana eks terorisme itu kembali ke pangkuan ibu pertiwi, dengan pendekatan-pendekatan kekeluargaan dan manusiawi.

"Mereka juga manusia, sehingga meladeni mereka, butuh cara-cara yg manusiawi, dengan pendekatan kekeluargaan, tentu tidak melepas aspek hukum yang berlaku di negara kita,"tandasnya. (DN)