Penampilan 100 penari Rudat Kolosal dalam acara gelaran Budaya 2 Desa Aik Dewe. (poto/DN) 

Dimensintb.com- Mengangkat kebudayaan tarian Rudat Kolosal mampu menghipnotis setiap pengunjung yang hadir dalam acara itu, sebanyak 100 penari Rudat dihadirkan dalam acara gelaran Budaya 2 Desa Aik Dewa Kecamatan Peringgasela Kabupaten Lombok Timur, berjalan sukses dan meriah, Senin (31/10).

Pagelaran itu, dihadiri oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Lombok Timur, Staf Khusus Gubernur, Staf Ahli dan Tim Monev WSBK Taufan Rahmadi, BPBD Kabupaten Lombok Timur, Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Lombok Timur, Koramil 1615 Masbagik, Camat Pringgasela, Semua Kepala Desa se-Kecamatan Pringgasela.

Ketua Panitia Pelaksana Budaya 2 Lalu Rial Akbar mengungkapkan, bahwasannya acara tersebut menonjolkan tarian rudat sebagai bentuk apresiasi dan untuk menghidupkan kembali apa yang telah dilakukan orang tua terdahulu.

"Untuk tahun ini kami mengangkat tarian rudat dengan tema Ajong Rembaq Siq Te Tunaq sebab melihat dari gerakan  ayunan tangan dan langkah kaki yang begitu berirama sehingga itu sayang untuk kami harus biarkan menghilang begitu saja ditelan oleh jaman dengan kemajuan tekhnologi yang sama-sama kita ketahui saat ini," ungkapnya.

Lebih jauh dikatakan, selama ini rudat hanya dijadikan sebagai tarian tambahan atau penghibur di setiap event dan hanya dijadikan sebagai tarian penyambut tamu. Akan tetapi untuk tahun ini kami ingin mengemas tari rudat supaya memiliki panggungnya sendiri dengan menampilkan 100 penari dari usia sekolah dasar sampai sekolah menengah atas.

Ia sebutkan pula, untuk nantinya tarian rudat sendiri bisa dikenal oleh orang luar, nasional maupun mancanegara. Selain itu juga seluruh kesenian yang ada desa Aik Dewa bisa diperhatikan oleh masyarakat sekitar ataupun masyarakat yang di luar desa Aik Dewa.

"Kegiatan ini sebagai bentuk supaya nantinya tarian rudat bisa lebih dikenal lagi dikalangan masyarakat lokal, nasional maupun internasional. Dan juga seluruh kesenian yang ada di desa Aik Dewa bisa diperhatikan oleh seluruh masyarakat dan mendapat support dari pemerintah," katanya.

Sementara salah satu Inisiator dan penggagas pagelaran Budaya desa Aik Dewa Bung Arenk menjelaskan pengangkatan rudat pada pagelaran kali ini sebagai warisan yang harus dilestarikan.

Ia juga menjelaskan tema Ajong Rembaq Siq Te Tunaq yang diangkat pada pagelaran ini, karena ia merasa terkikisnya persatuan dan kesatuan pemuda saat ini.

"Kita mengangkat rudat sendiri karena bagi kita ini adalah warisan dari leluhur, ini sebuah kebudayaan yang tidak bisa kita diamkan begitu saja apalagi sampai punah," jelasnya.

Karena itu, kegiatan dijadikan sebagai wadah untuk tetap melestarikan warisan tersebut. Dan kenapa kita mengangkat tema seperti itu karena saya melihat terkikisnya kebersamaan, keakraban dan kekerabatan ditengah-tengah masyarakat. Dalam kegiatan ini

Pagelaran Budaya 2 Desa Aik Dewa sendiri di mulai dari hari Minggu tanggal 30 Oktober 2022 sampai dengan hari Selasa tanggal 1 November 2022. Selain tarian rudat kolosal, pagelaran ini juga akan mengadakan doa bersama dalam rangka hari ulang tahun desa Aik Dewa.

"kita mau merangkul kembali, baik pemuda, masyarakat ataupun semua lini untuk kita sama-sama berajong rembaq (berpegang tangan)," tangkasnya. (*)