Oleh : Asep Barnara ( Wartawan massmedia.id)


Dimensintb.com-Saat ini, Homestay di Lombok terus mengalami peningkatan jumlahnya, itu tidak terlepas dengan mulai geliatnya sektor pariwisata. hal ini menjadi sorotan di kalangan pemerhati, penggiat hingga asosiasi yang fokus bergerak pada dalam sektor pariwisata untuk mendalaminya.

Studi tentang Homestay lokal Lombok mulai dilirik oleh Asosiasi Jasa Akomodasi Indonesia (ASAKOMINDO) sebagai salah satu pilihan mereka untuk membuat buku tentang sosok inspiratif dari para pendiri Homestay di Lombok Timur.

Bila dilihat dari sudut tema, "Dari Lombok Untuk Indonesia," kemungkinan bagi penulisan dan pengembangan materi  Homestay lokal di Lombok ini tidak kalah menarik dan tidak terbatas pada aspek politik saja. Semua aspek kehidupan sehari-hari masyarakat yang dianggap penting di lingkungan setempat dapat menjadi perhatian.

Keberadaan Homestay memberikan kesempatan seseorang untuk mengenal lebih baik lingkungan tempat tinggalnya, dan pada akhirnya akan menumbuhkan rasa bangga terhadap dirinya dan potensi kepariwisataan yang ada di desanya,

Hal tersebut, terbuka luas bagi siapa saja untuk mengembangkan materi sejarah homestay yang ada di Lombok bagi kepentingan pembelajaran baik di perguruan tinggi maupun di tingkat persekolahan. Namun sayangnya di Indonesia sumber-sumber sejarah lokal, khususnya sumber tertulis dan sumber benda relatif terbatas keberadannya, sehingga masih banyak bertumpu pada sumber lisan yang meliputi sejarah lisan (oral history) dan tradisi lisan (oral tradition).

Setiap bangsa pasti akan menuliskan sejarahnya, sebagai perwujudan dari identitas diri yang sarat dengan berbagai dinamika.

Dalam mendirikan Homestay yang bersangkutan banyak luka liku perjuangannya, pahit manis yang dirasakan oleh mereka menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya. Maka sejarah Homestay secara Nasional menjadi sangat penting.

Meskipun begitu dalam perjalanan waktu kemudian disadari bahwa kecenderungan penulisan berdirinya homestay di lombok oleh masing-masing pemilik sangat menarik terutama yang menyangkut sejarah di lingkunagan sekitarnya. Mulai dengan adat-istiadat, budaya, agama bahkan hingga bahasa yang beragam dari wisatawan sebagai insfiratif untuk pembacanya.

Melihat gejala tersebut sudah saatnya untuk lebih menggalakkan penulisan sejarah dengan mengambil materi dari berbagai komunitas apa saja, seperti komunitas homestay atau Masyarakat lombok sebagai bentuk kepedulian mengenai keberadaan mereka.

Berbicara tentang ketersediaan sumber untuk penulisan homestay lokal di Lombok, umumnya masih pada bentuk sumber lisan, maupun sumber benda, sedangkan sumber tertulis dapat dikatakan terbatas.

Kondisi ini diharapkan tidak menyurutkan semangat untuk melakukan menuliskan tentang homestay lokal di berbagai tempat di Lombok Melalui sumber yang paling banyak tersedia yakni sumber lisan, penelitian dan penulisan sejarahnya bisa dimulai.

Pengalaman Masyarakat di lingkungan tertentu (lokal) masih banyak tersimpan dalam memori kolektif mereka, karena sebagian besar dari Masyarakat Indonesia memang belum memiliki kesadaran tinggi untuk menuliskan pengalaman mereka.(DN)