Foto Rivalni Septiadi, lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2017, (foto/istimewa)

Dimensintb.com - Rivalni Septiadi atau panggilan akrabnya Mba Ai adalah lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2017, Departemen Teknologi dan Ilmu Kelautan. Ai lahir di Selong Lombok Timur pada tahun 1994 anak sulung dari pasangan Ruslihadi dan Mariani Rusli yang saat ini tinggal di Desa Wisata Tetebatu, Sky Garden Tetebatu.

Pada saat masih kuliah Ai bercita-cita ingin bekerja di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Sehingga waktu itu Ai tidak saja fokus pada perkuliahan melainkan juga banyak mengikuti Konferensi Internasional dan juga organisasi Kemahasiswaan seperti Forces, AIESEC, BEM, bahkan Ai pernah menjadi duta IPB pada tahun 2017 dan juga dapat menguasai 10 bahasa Internasional.

Pada tahun 2018 punya kesempatan untuk bekerja di UNESCO di bagian Education for Sustainable Development (ESD). Pada saat bekerja di UNESCO ditempatkan di berbagai negara seperti Thailand, Korea hingga akhirnya di  New South Wales Australia.

Pada saat di Australia, Ai melihat ada potensi yang bagus terhadap bidang Agriculture dan Marine. Dengan bekerja di perusahaan Agriculture bukan berarti meninggalkan ke ahlinya di bidang kelautan tetapi ia belajar di IPB yang tidak menutup kemungkinan belajar Agriculture.

Sebelum bekerja di Australia, Rivalni sangat fokus di bidang edukasi tentang laut, maka dari itu Ia mengikuti salah satu program himiteka yaitu expedisi.

Saat melakukan  expedisi Ai bersama partnernya membuat games bernama MARINOLY. Games tersebut terinspirasi dari monopoli di mana games tersebut mengajarkan anak-anak nelayan pesisir untuk tidak membuang sampah sembarangan, mengenai biota laut bahkan diajarkan perbedaan lamun dan rumput laut.

Sampai sekarang, Ai masih tetap memberikan berkontribusi edukasi tentang laut di Indonesia. Walaupun Ai di Australia salah satu kontribusi Ai adalah dengan mendirikan NGO yang berpusat di Lombok yaitu Lombok Literasi.

Lombok Literasi mempunyai program yaitu “Blue Sweet Home Project. Ini merupakan sebuah program yang bertujuan untuk mengedukasi anak-anak nelayan untuk mendapatkan beasiswa untuk kuliah.

Menurut mba Ai, edukasi tentang laut tidak hanya diberikan kepada anak-anak nelayan tetapi kepada Masyarakat pesisir pun harus mendapatkan edukasi tersebut.

“Sayang kebanyakan orang Indonesia kurang menyukai kegiatan edukasi, tetapi ada cara lainnya yaitu dengan cara kita (mahasiswa) untuk berbaur dengan masyarakat sehingga setelah membaur kita dapat menyisipkan edukasi tentang laut saat sedang ngobrol ringan,” terang AI.

Ai menambahkan, edukasi tentang laut pun sangatlah penting, mengingat laut dan manusia memiliki suatu hubungan yang saling menguntungkan atau yang sering disebut simbiosis mutualisme. Namun terkadang manusia kurang bisa untuk menjaga hubungan tersebut agar dapat saling menguntungkan. Sehingga di sinilah ada peran mahasiswa untuk memberikan edukasi kepada nelayan dan masyarakat sekitar. 

Menurut dara yang gemar menulis ini, pemerintah juga memiliki peran untuk menjaga simbiosis mutualisme tersebut untuk membuat peraturan yang tegas mengenai laut dan juga mendukung teknologi-teknologi yang canggih untuk membantu realisasinya.

Sampai detik ini Rivalni tidak Luput dari dunia kelautan, Rivalni membentuk NGO bernama Melaut Indonesia yang merupakan NGO yang bergerak di bidang kelautan dan mendukung penuh pemuda-pemudi Indonesia yang ingin menempuh pendidikan yang lebih tinggi di bidang perikanan dan kelautan. Ada beberapa program yang terbentuk guna membantu pendidikan generasi muda Indonesia salah satunya Beasiswa Melaut Indonesia, yang merupakan program beasiswa bagi siswa dan mahasiswa di bidang perikanan dan kelautan.

Rivalni Septiadi,  yang tinggal di New South Wales Australia saat ini,  sangat aktif membagikan informasi seputar peluang sekolah, beasiswa dan kerja di luar negeri di Instagramnya @rivalni7ai. Hal ini tentu menjadi gebrakan baru di era digital bahwa banyak peluang yang bisa didapatkan oleh generasi muda Indonesia untuk meraih impian mereka ke luar negeri tanpa takut akan terkendala finansial.(*)