Direktur Teknik PDAM Lombok Timur, Lalu Suryadi. 

Dimensintb.com - Perusahaan Daerah Air Minum (DAM ) Lombok Timur (Lotim) terus berupaya memberikan pelayanan maksimal kepada para konsumen atau pelanggan salah satunya akan diperketat dalam pembaca meter oleh para petugas. 

Hal ini dilakukan bertujuan agar pelanggan tidak membayar dengan stagnan. Artinya para pelanggan melakukan pembayaran sesuai dengan penggunaan. Hal ini juga menjadi evaluasi PDAM Lotim sehingga memperketat pembaca meter.

"Kita akan perketat, biar hasil bacaannya akurat jadi pelanggan tidak membayar dengan stagnan, contohnya  pembayaran bulan lalu sama dengan pembayaran bulan ini, jadi kita evaluasi dia pembaca meter,” ungkapkan direktur teknis PDAM Lotim  Lalu Sriadi saat ditemui di kantornya pada sabtu, (24/02).

Dikatakannya, selain pembacaan meter juga akan dilakukan pengecekan terhadap meter, karena apa bila meter sudah tidak berfungsi atau rusak maka akan dilakukan penggantian.

“Kondisi pembaca meter ada yang sudah tua oleh karena itu di ambil data melalui pembaca meter kalau rusak akan di ganti, laporan dari pembaca meter itu yang akan di tindak lanjuti untuk memaksimalkan pembaca meter,” jelasnya.

"Jadi agar pembacaannya tepat, kita akan usahakan semua pembaca meter harus dia jalan, nanti pada akhirnya sesuai dengan apa yang menjadi hajatan 3 (tiga) direksi ini ke depan akan memakai sistem digitalisasi semua Jadi pemantauan jaringan, pembaca meter cukup kita pantau di layar monitor,” imbuhnya.

Lebih jauh kata Lalu Sriadi, untuk tenaga pembaca meter sekitar 20 tenaga, artinya 1 pembaca meter ini dia pegang sekitar 800-1000 untuk satu pembaca dengan jadwal dari tanggal 1 sampai tanggal 20 insyallah untuk tenaga masih cukup.

"Nah kita jadwalkan, pelanggan yang satu akan terbaca jadi pelanggan tersebut akan rutin di baca pada tanggal yang sama pada bulan-bulan yang lain, tidak seperti dulu jadi pembaca meter tidak semau mau, misalnya dia datang tanggal 1 besok datang tanggal 5 bulan berikutnya," terangnya.

"Artinya karena bulan kemarin dia baca tanggal 1 misalnya bulan depan dia baca tanggal 10, berarti ada satu bulan 10 hari terus bayarannya tetap, ya tentu kita rugi,” cetusnya.

Sementara itu, untuk potensi kebocoran dibeberapa titik yang lihat dari NRW di atas 30% sedangkan standarnya yang di anggap normal dan layak itu 20%.

"Kalo dia bocor di rumah pelanggan yang netes netes itu misalnya di satu pelanggan misalnya kita tampung dia isinya 10 liter kan sudah berapa kerugian kita, sedangkan yang netes sebelum water meter itu tidak terbaca kalo dia setelah water meter bocor baru terbaca,” tandasnya.(*)