Poto: Hearing di Komisi III DPRD Lombok Timur, dengan menghadirkan Direksi PDAM Lombok Timur dan Koalisi Rakyat Lombok Timur. terkait prihal tata Kelola di PDAM.

Dimensintb.com, Lombok Timur - Direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lombok Timur hadiri hearing di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Lombok Timur, terkait Koalisi Rakyat Lombok Timur (KRLT) pertanyakan tata kelola keuangan di PDAM Lombok Timur.


Pada kesempatan itu, Ketua Komisi III DPRD Lombok Timur Amrul Jihadi yang memimpin jalannya audiensi antara KRLT dan Direksi PDAM Lombok Timur, meminta kedua pihak untuk menyandingkan data, sebagai acuan untuk tidak lanjut jika ditemukan indikasi pelanggaran dalam tata kelola keuangan di BUMD itu. 


"Silahkan teman-teman sandingkan masing-masing datanya. Tidak perlu kita debat kusir, mari kita bahas masalah ini berdasar data, agar kita bisa menindaklanjuti jika terjadi persoalan dalam tata kelola keuangan di PDAM Lombok Timur," kata Amrul saat memimpin jalannya hearing. Selasa (01/07). 


Pada kesempatan itu, Kordinator Umum KRLT, Sayadi menyebut jika jajaran Direksi PDAM Lombok Timur melakukan pemborosan anggaran, terutama yang disorot adalah besaran honorarium direksi yang dia sebut tidak wajar. 


"Kami pertanyakan, kenapa honor dan biaya representasi jajaran direksi bisa sampai Rp382 juta. Sementara laba bersih perusahaan di triwulan I tahun ini hanya Rp 5 juta saja. Kami menuding ini suatu kefatalan, di saat perusahaan ini sakit," tegasnya. 


Lebih jauh, dia juga menuding Pelaksana Tugas Direktur Utama PDAM Lombok Timur melakukan pembohongan publik. Sebab dia menilai pernyataan pendapatan Rp 5,3 M itu tidak rasional, gegara laba bersih hanya Rp 5 juta di triwulan I. 


"Ini kami tuding Pak Direktur PDAM melakukan pembohongan publik. Masak ia disebut pendapatan Rp 5,3 M tapi laba bersihnya hanya Rp 5 juta saja," tudingnya. 


Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas Direktur Utama PDAM Lombok Timur, Sopyan Hakim menyebut besaran laba di triwulan I hanya Rp 5 juta, karena pendapatan PDAM di triwulan itu diinvestasikan untuk pengembangan usaha perusahaan. 


"Itu kami investasikan pendapatan itu untuk menopang dan memperkuat usaha perusahaan," ucapnya. 


Masih kata dia, berdasarkan neraca keuangan yang ada, di triwulan I PDAM memiliki pendapatan Rp 5,3 M. Dimana dana itu, selain untuk investasi, juga dipergunakan untuk biaya operasional dan pelayanan perusahaan, serta untuk membayar gaji karyawan. 


"Di triwulan I itu juga kami berikan tunjangan hari raya untuk karyawan kami. Sehingga di satu bulan, karyawan kami menerima besaran dua kali gaji. Bagi saya itu penting, untuk memuliakan karyawan. Kebijakan itu juga tentu berdampak pada besaran laba Rp 5 juta di triwulan I, tapi itu bagi kami tidak apa-apa," bebernya. 


"Kalau susah moril dan etos kerja karyawan kami bagus, kami yakin kedepan produktifitas PDAM akan lebih baik, dan pendapatannya akan meningkat," imbuhnya. 


Lanjut dia, di triwulan I ini pihaknya sudah melakukan terobosan dengan menambah jumlah pelanggan dari sebelumnya 29 ribu, menjadi 35 ribu. "Itu bentuk investasi kami, jadi pendapatan itu kita arahkan ke sana. Termasuk juga dengan membeli pompa air di Labuhan Lombok dan perbaikan jaringan pipa yang jumlahnya hampir 1 ribu titik."


"Dampak positifnya nanti kita lihat di triwulan berikutnya, pasti akan ada penambahan pendapatan," sambungnya. 


Dirinya pun menyambut baik, kritik yang dilontarkan oleh aktivis KRLT dan anggota Komisi III DPRD Lombok Timur, karena ditujukan untuk perbaikan PDAM menjadi lebih baik kedepannya. 


"Jadi saya sangat berterimakasih atas koreksi yang dilakukan oleh teman-teman, ini adalah bentuk kecintaan kita bersama atas perusahaan daerah ini," tandasnya.(*)