![]()  | 
| Penulis oleh: Mahsun, S.Pd (Plt. Kanit Dikbud Kecamatan Masbagik) | 
Dimensintb.com, OPINI - Menjelang satu tahun pemerintahan Bupati dan wakil Bupati Lombok Timur H. Haerul Warisan dan HM. Edwin Hadiwijaya dengan tagline pembangunannya adalah SMART (sejahtera, maju, adil, religius, transparan).Tagline ini tentu sebagai simbol identitas dan semangat membangun Lombok Timur.
Baginya simbol SAMRT patut dibanggakan karena hingga kini masih tetap terjaga dan terpelihara, tercermin dengan solidnya dan terbangun harmonisasi pasangan Bupati dan Wakil Bupati Lombok Timur (Iron-Edwin) dalam membangun Kabupaten Lombok Timur hingga saat ini. Baginya, tentu ini menjadi tauladan bagi seluruh komponen pembangunan Lombok Timur, termasuk jajaran ASN, untuk tetap membangun kerja sama, kemitraan yang integratif dan koordinatif, baik dalam internal instansi ataupun lintas instansi/institusi.
Harmonisasi yang terbangun oleh Bupati dan Wakil Bupati periode ini patut kita apresiasi karena sejatinya adalah prestasi yang luar biasa, karena bila ada keinginan untuk melihat kebelakang, dan tentu dengan melakukan komparasi secara jujur dan tanpa sentimen. Karan sampai saat ini tidak dengar sedikitpun dan mudah-mudahan tetap soliditas dan integritas kedua tokoh ini (Iron-Edwin) tetap terjaga sepanjang masa kepemimpinan di Kabupaten Lombok Timur tercinta ini.
Semangat membangun Lombok Timur menuju kesejahteraan, kemajuan, keadilan dengan mengutamakan nilai-nilai moral, semangat saling menghormati, saling melengkapi dan saling mengingatkan dalam bingkai keterbukaan. Tentu hal itu akan senantiasa menjadi pesan sentral yang menginspirasi apapun ikhtiar, strategi dan pendekatan yang kita kedepankan dalam pencapaian tujuan Pembangunan Lombok Timur.
Untuk itu, dengan semangat SMART, izinkan saya sampaikan beberapa catatan sebagai refleksi jelang satu tahun jabatan Iron-Edwin:
Smart dalam Promosi dan Reposisi Jabatan
Sebagai bagian dari masyarakat Lombok Timur yang peduli dinamika politik pasca usainya gawe demokrasi. ada kewajiban sosial yang menuntut semua pihak untuk tidak terlalu berlambat-lambat dalam mengambil sikap menghadapi eforia dan ekspektasi masyarakat terhadap pemerintahan SMART.
Kehati-hatian kadang tidak terbaca sebagai kebijaksanaan dan penuh pertimbangan, dalam keliaran opini dan masifnya intervensi konflik kepentingan pragmatis perseorangan (individual) bahkan kolektif. Sehingga keberhati-hatian kadang dianggap sebagai ketidaktegasan, bahkan dimaknai sebagai upaya-upaya manipulasi situasi dan kondisi pasca pilkada, dan sebagai salah satu bagian dari penyangga pilar handayani, kami sangat merasa terusik dengan situasi tersebut.
Menurutnya, pertimbangan utama dalam hal promosi dan reposisi adalah profesionalisme yang sejatinya semakna dengan proporsional. Harus diutamakan kepentingan rakyat, dengan kedepankan kompetensi dan tentu saja dengan tidak melupakan kesamaan visi dan misi dalam perjuangan.
Selanjutnya dalam pandangan perspektif sebagai Birokrasi. dirinya sangat apresiasi profesionalisme dan respon pemerintah Lombok Timur terhadap standar-standar etika, norma dan kehendak-kehendak dengan segala peraturan dan kebijakan-kebijakan menyangkut promosi dan reposisi tersebut. Saat ini, gejolak dan keluhan-keluhan atas ketidakadilan dan kesewenang-wenangan hampir tidak terdengar dari pihak manapun.
Dengan demikian, sebagai bagian dari kritik dan sekaligus ekspektasi dalam jabatan terhadap fenomena ini, dirinya yakin Bupati dan Wakil Bupati Wakil bersama jajaran bertanggung jawab akan menemukan titik temu antara semangat kehati-hatian, kebijaksanaan, dan responsibilitas yang tanggap dalam bentuk kebijakan yang efektif, efisien dan terukur.
SMART dalam wewenang dan koordinasi
Dalam jabatannya sebagai jabatan Struktural, dirinya berharap agar ada titik temu yang saling berkelindan antara pemangku wewenang (otoritas) dan kami sebagai pengawal pelaksana lapangan. Sebagai bagian terdepan yang bertanggung jawab mengawal implementasi kebijakan, khususnya menyangkut tata laksana pengorganisasian personalia kependidikan di sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru ASN, P3K penuh dan paruh waktu, karena pihaknya banyak dihadapkan pada situasi dan kondisi yang dilematis.
Disatu sisi harus patuh dengan kebijakan atasan, tapi dilain sisi berhadapan dengan realitas lapangan yang menuntut tindakan praktis yang justru berkontradiksi dengan kebijakan atasan. Hal ini disebabkan oleh mekanisme pengambilan keputusan yang masih bersifat parsial, kurang integratif dan bersifat top down. Persoalan mendasarnya adalah ada kesenjangan antara kebijakan dan fakta lapangan, dan kami terjebak diantara keduanya.
Pihaknya ingin selalu menjadi ASN yang beradab santun kepada atasan, akan tetapi harapnya juga bisa hadir sebagai pengayom, pemimpin yang adil, tidak menutup mata terhadap pengabdian dan pengorbanan dan pengharapan jajaran-jajaran kerja mereka di lapangan. Harusnya diberi ruang kepada mereka sebagai yang paling dekat untuk mempresentasi, setidak-tidaknya tentang karakter wilayah kerja mereka.
Tentunya apakah itu berupa peta potensi pendidikan, tabulasi berbagai persoalan lapangan dan tawaran solusi penyelesaian atau hal-hal lain. Sesungguhnya mereka yang paling mengetahui, memahami dan bersinggungan langsung dengan dinamika dan dampak masalah tersebut.
Dengan kritikan Ini adalah bentuk keyakinan kami atas kesepahaman tentang pesan terdalam SMART sebagai semangat perjuangan dan pergerakan menuju Lombok Timur yang lebih bermartabat dan sejahtera dalam bingkai saling menjaga dan saling menghargai. Tentu kritik ini bukan menyudutkan apalagi menyalahkan, tetapi sekecil apapun manfaatnya, semoga itu adalah dapat saling mengingatkan kita tentang hal-hal penting untuk kebaikan bersama.(*)

Comments
Post a Comment