Penulis : Mahsun, S.Pd (Ketua LKBH PGRI Lombok Timur)

Dimensintb.com - Engkau adalah patriot bangsa, kalimat sederhana ini kemudian menjadi bentangan dan rajutan jaring sejarah pengabdian, dedikasi dan suka duka. Guru adalah symbol sekaligus sosok yang didaulat bertahan pada “keagungan” ekspektasi dunia atas kiprah dan kepribadiannya.

Dunia mengibaratkan sebagai lilin yang rela hancur, sebagai pahlawan tanpa atribut dan kejumawaan. Sebagai pribadi yang sederhana, akan tetapi mengemban kedahsyatan luar biasa mengemban amanah mendidik dan menjaga arah dan marwah peradaban bangsa.

Engkau adalah patriot bangsa, wahai Ibu, Bapak, Saudara kakak dan adikku semua, kita adalah guru merupakan sekumpulan insan seperjuangan yang hari ini mendapat identitas baru. Kita manusia biasa yang harus tampil sebagai sosok yang kuat. Tetapi pada kekuatan itu menggantung setiap kebutahurupan, kebodohan dan kemalasan, setiap ketidaksadaran dan kenakalan, setiap keluh kesah anak bangsa yang berangkat sekolah tanpa sarapan.

Setiap tangis pilu ayah ibu yang tak mampu melunasi ongkos dan biaya pendidikan anak-anaknya, bahkan setiap kita (insan guru) yang terkadang harus melupakan kekurangan sendiri untuk kertas, buku dan pensil murid kita, setiap genteng bocor, tiang miring, keburaman tembok dan papan tulis, bahkan keburaman masa depan kita sendiri.

Kitalah insan kuat yang harus mengakrabi kedukaan dengan segala ragam tantangan pendidikan di depan sana, bahkan pada jarak yang tak terlalu jauh seluruh bangsa ini menunggu hasil pengabdian dan dedikasi untuk bersama memproklamirkan dengan bangga "INDONESIA HEBAT".

Mahsun, S.Pd: Guru dan sekaligus Plt. Kepala UPTD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur.

“GURU KUAT INDONESIA HEBAT, tidak seorangpun dari kita akan memiliki keberanian individu untuk memaknai kalimat ini. Kita harus bersama, bersatu dalam visi dan misi untuk menerima ini. Entah sebagai pujian atau justru sebagai tanggung jawab mengemban amanah Bangsa dan Negara, bahkan amanah Tuhan kepada setiap diri yang mengemban profesi ini.


Guru Kuat tak sekedar frase yang ingin menggambarkan tentang kekuatan otot dan keteguhan semangat, akan tetapi mengisyaratkan keniscayaan akan hadirnya ketulusan, cinta, kasih sayang dan penghormatan kepada setiap insan belajar. Semesta akan menjadi saksi, bahwa kehadiran mentari pagi adalah awal kebertautan cinta kasih ayah ibu menyuapi, menyeragami dan menyerahkan buah hati mereka kepada ketulusan cinta kasih ibu bapak guru.

Sejarah akan mencatat dengan tinta emas, kitalah dengan landasan kebijaksanaan, kesabaran, dan keyakinan akan senantiasa memberi maaf, berlapang dada dan tidak putus asa untuk melihat, memelihara dan menjaga setiap mutiara tersembunyi dibalik tawa, tangis bahkan kenakalan anak didik kita. Kitalah guru, yang pada setiap lelehan keringat dan perjalanan usia, akan merawat, menggosok dan menimbang mutiara-mutiara bangsa ini menjadi mutu manikam yang bercahaya. Merekalah INDONESIA HEBAT itu, sekali lagi kitalah bagian dari perjalanan sejarah mereka dan pada setiap hari pengabdian ini. kita harus belajar untuk tetap KUAT, tabah dan ikhlas meski berakhir sebagai lelehan lilin yang mungkin akan terlupakan.  

Engkau adalah patriot bangsa. Melalui pena disela jemarimu, melalui wawasan dan inovasi gagasanmu Bangsa dan Negara ini akan berbenah, mengurai kekusutan syahwat dan keliaran pikiran tanpa moral dan kasih sayang. Engkau boleh terpinggirkan bahkan terhinakan, tetapi langit dan bumi akan menyaksikan bahwa tanpa kehadiranmu bumi dan langit itupun hanyalah sebuah tempat dan batas pandang yang hanya bercerita tentang kebobrokan, kejahilliyahan dan ketersesatan tanpa batas.

Engkaulah esensi Amanarrasul, engkaulah spirit Warasatul Ambiya, engkau sejatinya khalifah yang di utus Tuhan. Tanpa kehadiranmu, dunia bahkan alam semesta akan binasa karena ketiadaan moral dan akhlak manusia terdidik yang menjaganya.

Engkaulah adalah Patriot Bangsa pemelihara kompas arah peradaban sekaligus penyangga pilar kemartabatan dan marwah Indonesia. Aku bangga menjadi salah seorang diantaranya…! (***)