Ilyas, Ketua Kopdes Merah Putih Desa Sukadana Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur.

Dimensintn.com, Lombok Timur - Ketua Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Syariah Sukadana, Ilyas, memberikan klarifikasi resmi terkait munculnya isu dugaan pemotongan dana Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) yang diterima masyarakat saat pencairan bantuan di Desa Sukadana, Kecamatan Terara, beberapa waktu lalu. Ia menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar.

Menurut Ilyas, pihaknya tidak melakukan pemotongan dana bantuan, melainkan hanya mengimbau penerima bantuan maupun masyarakat umum untuk menjadi anggota Kopdes Merah Putih, sebagai bagian dari percepatan program pemerintah dan pembentukan keanggotaan Koperasi Desa Koperasi Merah Putih (KDKMP).

“Yang kami lakukan hanyalah menyarankan masyarakat untuk bergabung menjadi anggota Kopdes. Tidak ada pemotongan ataupun pemaksaan,” tegasnya, dalam keterangan tertulis yang diterima media ini, Senin pagi (31/11).

Ia menjelaskan alasan perekrutan dilakukan bersamaan dengan penyaluran BLTS, karena dianggap sebagai momen yang tepat ketika masyarakat sedang berkumpul dan memiliki kesempatan untuk langsung mendaftar. Proses tersebut, kata Ilyas, telah dibahas dan disepakati bersama Kepala Desa dan aparatur desa.

Sebagai bukti bahwa tidak ada unsur paksaan, dari sekitar 500 penerima BLTS pada saat kegiatan tersebut, hanya 207 orang yang bersedia mendaftar sebagai anggota, sementara sisanya menolak tanpa adanya tekanan.

Ilyas menduga munculnya kesalahpahaman disebabkan oleh minimnya sosialisasi mengenai program Kopdes. Dari total 11 dusun, sosialisasi baru dilaksanakan di lima dusun, yaitu Jango, Umetalo, Bumbang, Sekargani, dan Kebon Bunut.

“Kami memahami bahwa masih banyak warga yang belum mengerti tentang KDKMP. Karena itu, kami akan terus melakukan sosialisasi secara bertahap,” ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar bijak dalam bermedia sosial, tidak mudah terpengaruh isu yang belum jelas kebenarannya, dan tidak ikut menyebarkan informasi yang berpotensi menjadi fitnah.

“Kami berharap masyarakat dapat memahami situasi sebenarnya dan tidak salah menangkap maksud dari kegiatan kami,” tandasnya.(*)