(foto/istimewa) 

Dimensintb.com-Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nahdlatul Wathan (UNW) Mataram terus berbenah dari tahun ke tahun.

Pembenahan tersebut, dilakukan diantarnya yaitu mulai dari peningkatan kompetensi dosen, inovasi pembelajaran sebagai penyesuaian dari Kurikulum Merdeka Belajar, sampai peningkatan mutu mahasiswanya.

Dari segi peningkatan mutu mahasiswa, program studi pendidikan bahasa Inggris termasuk program studi teraktif. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya program yang menjadi lumbung pengkaderan dan pematangan potensi akademik. Dari beberapa program, debat bahasa inggris menjadi salah satu program yang kerap menuai prestasi.

Pada tahun ini, di ajang Kompetisi Bumigora Debate Championship (Brainly inside, critcally outside), yang digelar oleh Universitas Bumigora dari tanggal 27-28 Januari 2023, Tim dari Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) English Language Corner (ELC) FKIP UNW Mataram, Mulida Safitri dan Sulhiyah, kembali menduduki Posisi Runer Up di ajang Kompetisi ini.

Dua orang Mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNW Mataram ini mengaku, tidak pernah membayangkan bisa mengungguli beberapa Tim lainnya yang menurutnya sudah terbiasa mengikuti kompetisi Debat.

"Ini lomba pertama yang kami ikuti dan jelas beberapa tim diantara kami jauh lebih unggul, terutama dari pihak UNDIKMA. Mereka mengirim peserta yang sudah terlatih debatnya dan mereka penguasaan materi di antara yang lain, mulai dari penguasaan mosi dan membedah masalah. Ada beberapa tim yang mungkin sama dengan kami sehingga kami bisa melampaui empat tim lain dan masuk ke semi final," ungkap Maulida dalam keterangan rilisnya, Minggu (29/01/23).

Lebih jauh, diakui Maulida, kehebatan dari tim-tim lain yang sudah terbiasa, terutama dari cara komunikasi. Ia menuturkan lawan mereka cukup detail membedah mosi, terutama bagi mereka yang baru pertama kali ikut ajang kompetisi Debat.

"Untuk masalah komunikasi, mereka juga cukup detail dan kritis saat membedah mosi. Kita hanya tertinggal oleh pengalaman," katanya.

Kendati Demikian, Ia bersama timnya belum bisa mengungguli tim dari UNDIKMA, namun Ia merasa bersyukur bisa unggul dari 7 tim lainnya, yang menurutnya sudah lebih berpengalaman dari timnya.

"Ada 8 Tim yang ikut, dimana satu tim 2 peserta, sehingga total 16 peserta, dari semua Tim, UNDIKMA masih sangat unggul, dan menduduki posisi pertama, tapi kami bersyukur, ini pengalaman pertama kami, namun bisa menduduki posisi kedua," ucapnya.

Dalam kesempatan sama, Sulhiyah rekan tim Maulida juga mengaku tidak pernah berfikir akan masuk Runer Up. Menurutnya itu diluar dugaan, sebab dirinya dan Maulida termasuk peserta yang baru pertama kali mengikuti ajang kompetisi Debat.

"Gak nyangka akan masuk ke babak final Karena itu pengalaman pertama debat secara offline, sedangkan kami tau siapa yg kami lawan, mereka sudah mengikuti beberapa lomba debat lainnya," ujarnya Sulhiyah

Diawal, Ia pun mengaku minder saat memasuki babak pertama, namun dengan keyakinan dan bekal pengetahuan yang sudah dipersiapkan, dirinya menguatkan keberanian untuk menjajal kemampuan komunikasi lawan-lawannya.

"Tentu saja pas awal debat sangat minder dengan diri sendiri dan hanya berbekal latihan beberapa minggu, tapi saya sangat senang dengan hasil yang kami raih waktu itu," ujarnya.

Kedepannya, tambah Maulida maupun Sulhiyah berharap bisa memberi hasil yang lebih baik lagi. Mewakili Timnya mereka berharap mahasiswa lainnya agar mempersiapkan diri dari sekarang.

Berbekal pengalamannya, mereka berpesan agar mahasiswa tidak takut walaupun berhadapan dengan lawan yang sudah berpengalaman. Karena menurutnya, yang paling penting adalah keberanian untuk mencoba, guna mengasah kemampuan yang sudah didapatkan didalam kampus.

"Pesan untuk teman-teman yang mungkin ingin ikut lomba tahun depan. Perbanyaklah membaca dan update terhadap berita kondisi dunia hari ini, karena lomba debate tidak hanya mengandalkan insting dan logika berpikir, tetapi butuh pengetahuan yang luas untuk menguasai panggung mosi dan mengalahkan lawan. Di luar sana mungkin ada banyak lawan yang tangguh dan berpengalaman. Jangan takut, karena selalu ada kesempatan menang selagi kita mau berusaha dan belajar," tutupnya.

Sementara itu, Ketua Program Studi (Kaprodi) Muhammad Junaidi, M.Pd. mengapresiasi usaha dari mahasiswanya, atas prestasi yang diraih dua mahasiswa program studi pendidikan bahasa Inggris itu. Kendati hanya menduduki Runer Up, dirinya mengaku bangga.

karena disebutnya yang paling penting adalah keberanian untuk menunjukkan kemampuan mereka dihadapan mahasiswa luar.

Junaidi menerangkan, prodi telah meluncurkan program unggulan untuk menggodok Mahasisa Pendidikan Bahasa Inggris. Diantara Program unggulan disebutkan Junaidi yaitu, UKMF ElC, program, Weekly TOEFL, Morning talks dan English Debating yang sudah beberapa kali membawa nama Fakultas untuk mengikuti Kompetisi, bahkan menyumbang prestasi memuaskan.

"Bangga mereka bisa meraih juara dan mengapresiasi pencapaian generasi baru khususnya debate," ucap Junaidi.

"Harapan saya, mereka terus berproses meningkatkan kemampuan critical thinking dalam membangun argument. Selain itu mahasiswa PBI diharapkan berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan capacity building yg ada dalam UKMF ELC," imbuhnya.(*)