Momen kegiatan Workshop penguatan kapasitas pengawas tentang Implementasi Kurikulum Merdeka, (foto/istimewa) 

Dimensintb.com - Kegiatan workshop dalam penguatan kapasitas pengawas tentang Implementasi Kurikulum Merdeka, untuk literasi dasar dan pendidikan Inklusif di Kabupaten Lombok Timur provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Workshop penguatan kapasitas untuk pengawas merupakan rangkaian Program Kemitraan Inovasi dengan Universitas Hamzanwadi. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor Universitas Hamzanwadi Dr. Abdullah Muzakar M. Pd, yang bertempat di Lesehan Elen selong Lombok Timur, Senin (20/03).

Dalam kegiatan itu diikuti oleh, 30 peserta yang merupakan bagian dari tim pengembang, perwakilan dari Kementrian Agama, perwakilan dari BGP, Pengawas sekolah sasaran di Lombok Timur, LIDI Fondation, Gerkatin, Kepala UPTD, Perwakilan dari Inovasi dan tim dosen dari Universitas Hamzanwadi.

Ketua pelaksana kegiatan Abdul Aziz, M. Pd mengatakan, pada kegiatan workshop tersebut ada 3 point materi yang disampaikan dan dipaparkan oleh para pemateri, yakni membahas tentang Menciptakan Rasa Aman Bagi Semua Murid Sebagai Pondasi Pendidikan Inklusif, Identifikasi Kesulitan Fungsional Belajar Murid, dan Program Penguatan Pendidikan Inklusif Berbasis Data Rapor Pendidikan.

Peserta workshop khususnya pengawas terlihat sangat antusias saat menerima pemaparan materi dan terlibat aktif berdiskusi terutama pada pembahasan tentang pendidikan inklusif.

Pada sesi diskusi pun peserta banyak bercerita tentang pengalamannya di antaranya dari salah satu organisasi disabilitas LIDI Foundation menceritakan pengalamannya "mendapat pelabelan negatif dari lingkungan sekitar adalah sesuatu yang tidak mudah dan rentan membuat kita merasa putus asa (M. Sarbini-red)," cetusnya.

Salah satu peserta Lalu Mustawil S. dari BGP NTB menyampaikan, dengan kegiatan ini, bisa dijadikan sebagai poin untuk meningkatkan rasa empati sesuai dengan apa yang menjadi  tujuan utama pada materi pertama yang harus dicapai adalah menciptakan sekolah ramah anak.

"Agar anak merasa diterima dan mampu berbaur dengan teman-teman lainnya," ungkap Lalu Mustawil.

Selain itu, lanjut Abdul Aziz, M.Pd, Pada kegiatan ini pun peserta dibekali dengan pengenalan dan penggunaan alat instrument yang dikembangkan oleh INOVASI untuk melakukan asesmen awal pada anak berkebutuhan khusus, menggali kebutuhan belajar siswa serta alat asesmen literasi dasar untuk SD/MI.

"Pengawas ini yang nantinya akan mendampingi guru-guru lainnya disekolah binaan masing- masing untuk peninjauan sesuai dengan hasil kegiatan pelatihan hari ini," tandasnya.(*)