Tampak depan bangunan Eks. Akper di Sakra, (foto/DN) 

Dimensintb.com - Berbagai elemen masyarakat yang ada di Kecamatan Sakra mulai bereaksi menyikapi wacana Pemerintah provinsi NTB akan menghibahkan aset berupa lahan dan gedung eks Akademi Keperawatan (Akper) di lokasi tersebut  ke Yayasan NWDI Pancor.

Dimana Warga Sakra dengan tegas  menyatakan sikap  menolak jika aset tersebut dihibahkan begitu saja ke yayasan tersebut.

Apapun alasannya sebagian besar masyarakat Sakra tetap menolak jika eks  Akper itu akan dihibahkan Pemrov NTB ke salah satu yayasan.  Penolakan itu tidak hanya datang dari satu orang saja, melainkan disuarakan oleh berbagai elemen masyarakat  yang ada di wilayah tersebut.

Hal tersebut ditegaskan Kepala Desa Sakra Lalu Anugrah Bayu Adi, kepada media ini, Jumat (07/04).

"Kalau memang mau dihibahkan kenapa harus ke NWDI. Terlebih lagi kan  wakil gubenur NTB kan notabenya orang Yayasan NWDI.  Dan  perlu kita ketahui juga bahwa NWDI ini juga sudah kaya " kata Anugrah.

Tida hanya itu imbuh dia pembangunan Akper ini memiliki sejarah yang panjang. Lahan tempat dibangunnya akper tersebut itu merupakan lahan asli milik warga setempat. Namun seiring waktu tanah itu diambil alih oleh pemerintah untuk dijadikan aset.

"Mereka harus tau asal usul tanah tempat di bangunnya Akper ini. Tanah ini punya warga Sakra. Tapi pada zaman ketika terjadi eskalasi politik tanah itu di pinjamkan ke pemerintah. Karena ketika itu pemerintah tidak bisa menggaji  pegawainya. Makaknya  tanah itu di  jual tahun dan uangnya di pakai untuk menggaji pegawainya.  Tapi entah kenapa tanah itu sekarang berubah statusnya menjadi aset " heran dia.

Hal lainnya yang menjadi dasar penolakan mereka ujar dia,  karena niat awal pembangunan awal Akper ini tak lain menjadi salah satu kebanggaan dan ikon bagi masyarakat Sakra.

Penolakan sama juga dilontarkan  tokoh Sakra lainnya Erwin Wijaya. Ditegaskannya  apa yang menjadi sikap mereka ini bukan tanpa alasan. Jika melihat sejarah sebelumnya, pembentukan Akper ini merupakan pergerakan awal dari Lalu Srinata dan Bupati Sekarang Sukiman Azmy. Dua tokoh inilah yang menginginkan supaya  di Lombok Timur ada sekolah atau perguruan tinggi jurusan keperawatan.

"Atas dasar itulah akhirnya masyarakat Sakra saling memberikan dukungan. Bahkan mereka mau memberikan tanah mereka untuk membangun Akper ini " ujar dia

Informasi yang didapatkan ujar dia wacana hibah Eks Akper ini tak lain masuk melalui wakil gubenur yang juga selaku pengurus dari yayasan yang akan diberikan hibah. Inilah yang membuat berbagai elemen masyarakat yang ada di Sakra menyatakan sikap menolak.

"Kalau mau dihibahkan ya hibahkan ke yang lain, jangan ke yayasan. Kan bisa dihibahkan  sebagai gedung BLKI. Atau Pemrov NTB juga bisa menghibahkan ke Pemkab Lombok Timur untuk dibuatkan kantor apa saja. Bisa untuk bangun rumah sakit di Sakra dan lainnya " ujar  dia

Untuk itu lanjut Erwin dalam waktu dekat ini berbagai elemen masyarakat Sakra akan mendatangi Pemrov NTB termasuk DPRD untuk menyampaikan sikap penolakan. Apapun alasannya warga Sakra tetap tidak terima  jika aset Eks Akper ini akan diberikan ke yayasan.

"Kita akan berjuang habis- habisan. Dan kami tetap tidak akan memberikannya " tegas Erwin.

Menanggapi wacana isu itu, Gubernur NTB Dr. H. Zulkiflumansyah, saat dikonfirmasi via WhatsApp menegaskan, terkait dengan isu wacana hibah eks. Akper di Kecamatan Sakra, ke Yayasan NWDI Pancor tidak benar dan bahkan proposalnya tidak ada.

"Belum ada proposal hibah itu. Isyu saja. Jangan gampang terpancing isyu. Saya sudah cek di BPKAD dan nggak ada itu hibah," tandasnya. (*)